Nama Umum : 
Indonesia: Anyang-anyang, Rejoso (Jawa), kemiatan, raja sor, Rejasa (Sunda), ki Ambit (sunda)  
Nama Asing :  
Lily of the valley tree (Amerika)  
 
Klasifikasi 
Kingdom: Plantae (Tumbuhan) 
     Subkingdom: Tracheobionta  (Tumbuhan berpembuluh) 
         Super Divisi: Spermatophyta  (Menghasilkan biji) 
             Divisi: Magnoliophyta  (Tumbuhan berbunga) 
                 Kelas: Magnoliopsida  (berkeping dua / dikotil) 
                     Sub Kelas: Dilleniidae 
                         Ordo: Malvales 
                             Famili: Elaeocarpaceae  
                                 Genus: Elaeocarpus 
                                     Spesies: Elaeocarpus grandiflora   J.E.Smith 
  
Kerabat Dekat 
Ganitri  
Penyebaran
Tumbuh di ketinggian kurang dari 500 m dpl. Dalam bahasa Yunani kuno, 
elaio berarti zaitun dan karpos berarti buah. Namun, tanaman ini tidak 
sekerabat dengan pohon zaitun Olea europoea. Bunganya yang unik membuat 
anyang-anyang kerap dijadikan tanaman hias. Termasuk bangsa Oxalidales 
dan suku Elaeocarpaceae.  
 
Rupa Anyang-anyang
Tanaman: 
Tinggi pohon 
dewasa 10-26 m. Batang tegak, berkayu, bulat. Percabangan simpodial – 
tidak memiliki batang utama atau batang utama tidak jelas. Diameter 
batang sekitar 50-65 cm. Kayu bengkok sehingga tidak banyak 
dimanfaatkan. 
Daun: 
Tunggal. Tumbuh berselang 
seling. Berdesakan di ujung ranting. Bentuk daun lonjong dengan tepian 
rata. Ujung dan pangkal meruncing. Tangkai daun pendek. Pertulangan daun
 menyirip. 
Bunga: 
Muncul dari ketiak daun. 
Panjang bunga 5-10 mm. Mahkota bunga berwarna putih. Kepala sari 
berwarna cokelat. Bunga tumbuh mengarah ke bawah. 
Buah: 
Tipe kendaga (rhegma). Bentuk bulat telur. Warna hijau pucat. Berambut. Keras. 
Biji: 
Bulat dengan diameter sekitar 3 mm. 
Akar: 
Tunggang.  
Kandungan kimia
Anyang-anyang dapat ditemukan di hutan 
terutama di pinggir air (tempat basah), di ketinggian di bawah 500 m 
dpl. Tanaman ini adalah pohon yang tepat untuk taman hias karena 
perawatan yang dibutuhkan hanya sedikit, dan dapat bertahan pada kondisi
 tanah kering yang rendah nutrisi. Namun tanaman ini tumbuh dengan baik 
jika cukup disirami. Tanaman ini juga dapat tumbuh dengan intensitas 
cahaya teduh hingga terang (sinar matahari kuat). Di Indonesia, tanaman 
ini tersebar mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Sedangkan 
di Asia juga terdapat di Myanmar, Indo-China, Thailand, Malaysia, 
Singapura, dan Filipina. 
Daun, buah, dan kulit batang 
anyang-anyang mengandung saponin dan flavonoida. Daun dan kulit batang 
juga mengandung polifenol. Daun serta buah mengandung tanin. Daun juga 
mengandung geraniin, dan 3, 4, 5-trimethoxy geraniin. 
Tanaman ini 
diduga banyak mengandung minyak terbang, zat samak, dan saponin. 
Beberapa tanaman kelompok Elaeocarpus diketahui mengandung senyawa 
alkaloid seperti alkaloid indolizidine pada Elaeocarpus grandis, dan 
alkaloid pyrrolidine pada Elaeocarpus habbemensis. Namun pada jenis 
tanaman ini, belum terdapat studi khusus mengenai zat alkaloid yang 
terkandung. Berdasarkan studi ilmiah yang pernah dilakukan, ekstrak 
metanol tanaman anyang-anyang memiliki aktivitas antifungi terhadap 
Pythium ultimum, yaitu fungi yang patogen terhadap tanaman. 
Khasiat
Secara empiris, anyang-anyang 
berkhasiat sebagai penurun panas, antiinflamasi, dan astrigent. Buah 
anyang-anyang berkhasiat mengobati disentri dan sakit kandung kemih. 
Kulit kayunya dapat dimanfaatkan untuk mengobati radang ginjal dan 
sebagai obat luar menyembuhkan luka (borok), dan daunnya untuk 
menurunkan demam, mengatasi mual,
 kelesuan, dan sakit kuning. Air rebusan daun jika diminum dapat 
mengobati gangguan empedu dan sebagai obat tradisional anti-sifilis. 
Selain itu, bijinya juga dapat dicampurkan pada jamu untuk mengobati 
penyakit anyang-anyangan (memiliki khasiat diuretik), termasuk 
mengeluarkan batu kendung kemih dan mengatasi rasa sakit ketika berurin. 
Melalui
 kajian ilmiah, ekstrak air buah anyang-anyang memiliki potensi sebagai 
inhibitor protease HIV-1, yaitu enzim yang berperan pada proses 
pendewasaan virus HTV penyebab AIDS. Selain itu, ekstrak etanol daun 
anyang-anyang memiliki aktivitas antivirus terhadap virus polio dan 
virus campak. Aktifasi Farmatoligis Antidiabetes: Hasil 
riset menunjukkan, tikus diabetes yang diberi ekstrak daun, ranting, dan
 buah anyang-anyang dengan dosis 0,0001 dan 0,001 g/kg bobot tubuh 
menunjukkan aktivitas alanine aminotransferase (ALT) lebih tinggi 
dibanding tikus kontrol diabetes. Plasma trigliserida tikus diabetes 
dengan pemberian ekstrak 0,001 g/kg bobot tubuh menunjukkan peningkatan 
plasma trigliserida dibandingkan tikus kontrol diabetes. Tikus kontrol 
diabetes memperlihatkan kecenderungan penurunan aktivitas 
amlnopyrlne-N-demethylase (APD). Itu membuktikan ekstrak air 
anyang-anyang memiliki efek hipogllkemlk. Penggunaan ekstrak air 
disarankan tidak lebih dari dua minggu berturut-turut. Aktivitas penghambatan melawan protease HIV-1:
 Buah anyang-anyang pada dosis 250 pg/ml memiliki aktivitas penghambatan
 protease HIV-1 sebesar 53,9%. Protease berperan membelah molekul 
prekursor untuk menghasilkan protein struktural akhir dari inti virion 
matang. Penghambat protease bekerja dengan menghambat enzim protease 
yang membantu pembentukan protein yang lebih kecil untuk digunakan dalam
 pembentukan virus baru. Protein yang dibutuhkan untuk membentuk virus 
menjadi tidak matang. Dengan demikian, walau produksi virion dan 
pelekatan sel inang masih terjadi, virus gagal berfungsi dan tidak 
bersifat menginfeksi sel.
  
 
  
 
  
 |